oleh

Dian Fitriani

Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini adalah film dengan subtema masalah penyampaian kasih sayang dalam sebuah keluarga. Film tersebut menceritakan tentang keluarga yang terdiri dari Angkasa sebagai kakak laki-laki, Aurora sebagai anak tengah, dan Angkasa sebagai anak bungsu. Sedangkan sosok ayah digambarkan seseorang yang terlihat menyebalkan bagi anak-anaknya. Semisal tindakan yang dilakukan sang ayah terlihat seperti mengekang dan mengatur anak-anaknya. Hal tersebut menjadikan banyak kesedihan yang diredam oleh anak-anaknya. Ada pula bahasa kasih sayang yang tidak terungkapkan dalam film tersebut antara ayah, ibu, dan anak-anaknya; Angkasa, Aurora, Awan.

Nampaknya film tersebut dikatakan sangat berkaitan erat dengan beberapa masyarakat Indonesia dalam mengekspresikan rasa sayangnya antara satu sama lain dalam sebuah keluarga. Tindak tutur ekspresif dalam keluarga menjadi hal yang beragam dan kadang sulit dijelaskan oleh satu sama lain. Dalam mengekspresikan rasa sayangnya, manusia terkadang melakukan tindakan yang tidak disukai oleh lawannya. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang umum ditemukan di tiap keluarga. Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini merekam hal tersebut, mengenai ketakutan, kasih sayang, kemarahan, kesedihan yang disembunyikan yang nampak dari adegan dan dialog antar tokoh dalam filmnya.

Tindak tutur ekspresif yang digunakan sebagai alat komunikasi berfungsi sebagai penyampaian maaf, mengeluh, berterimakasih, menyalahkan dan memuji. Namun, kadang manusia sulit menyampaikannya dalam bentuk paling tepat, sehingga lawan bicara akan mengalami kesalahan dalam menangkap makna dari petutur.

Pragmatik dalam hal ini dapat menangkap makna bahasa dengan menghubungkannya dengan situasi yang sedang berlangsung. Kesalahan dalam menangkap makna dalam tuturan yang terjadi di film NKCTHI itu terjadi karena antara penutur dan petutur tidak saling berpragmatis. Sedangkan ilmu pragmatik sendiri berusaha menjelaskan bagaimana seseorang melakukan tuturan dan fungsinya.

Beberapa tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang terekam dalam film tersebut salah satunya adalah bagaiman ayah dengan wajah yang sedikit menahan marah karena Awan tertabrak motor. Di rumah sakit, ayah mendekati Angkasa yang masih menahan tangis di pintu kamar rumah sakit. Lalu ayah memegang bahu anaknya dan mengatakan:

“Jangan pernah melepaskan adik-adikmu.”

Kalimat tersebut bermakna lokusi. Wijana (1998:20) pernah mengatakan bahwa tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang makna dari frasa, kata, dan kalimatnya sesuai dengan yang terkandung. Akan tetapi jika melihat situasi genting dan posisi Angkasa sebagai anak tertua dalam keluarga tersebut, ayah meminta Angkasa untuk menjaga adik-adiknya, agar tidak terjadi lagi situasi yang membuat sang ayah merasakan kedekatan dengan perasaan kehilangan anak. Maka kalimat tersebut menjadi tergolong kedalam ilokusi sebab tokoh Ayah mengatakan hal tersebut untuk memberikan penekanan bahwa dirinya tidak mau merasakan kehilangan lagi. Kalimat di atas juga merupakan perintah bagi Angkasa untuk menjaga adik-adiknya.

Selain itu tindak tutur perlokusi dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Indi ditemukan pada menit-menit akhir dalam film. Dalam sebuah scene diperlihatkan bahwa Ayah sedang berada di kantor dan seorang karyawan mendekatinya untuk meminta tanda tangan.

“ada dokumen yang harus ditandatangani.” Kemudian sang Ayah dalam scene tersenyum sambil menghela nafas. Karyawan tersebut bertanya kembali, “Kenapa tabungan pensiun dicairkan sekarang Pak?”. Kemudian Ayah hanya menjawab “ada hal yang lebih penting.”Setelah mengatakan hal tersebut scene berganti menjadi adegan Aurora yang bersiap di Bandara untuk studi di Inggris.

Dalam penggalan adegan tersebut dapat dikatakan bahwa tindak tutur ayah memiliki fungsi perlokusi, yakni tindak tutur yang mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Komteks dalam film yang memperlihatkan adegan bahwa Aurora pergi ke Inggris dapat menjelaskan bahwa tindak tutur ayah yang sebelumnya menandatangani dokumen adalah surat untuk pencairan tabungan pensiun. Uang tersebut yang akhirnya digunakan untuk sekolah Aurora di Inggris.

Tindak tutur ekspresif yang seharusnya dikatakan dengan jelas dalam film NKCTHI, akan tetapi dikarenakan rasa takut kehilangan dan kedekatan yang memudar antara satu sama lain anggota keluarga membuat tindak tutur tersebut menjadi tidak berpragmatis dalam beberapa adegannya.

Redaksi: Jatmika Nurhadi