Pada umur 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak sedang aktif-aktifnya berbicara dan menemukan kosa kata baru setiap harinya. Shabira Alula merupakan seorang anak perempuan berusia 3 tahun. Pada usia ini, ia sudah sangat lancar berbicara, ditambah dengan ujarannya yang menggunakan Bahasa Indonesia yang sangat baku. Shabira Alula kini tengah viral di platform media sosial tiktok karena kelucuannya dalam berbicara dengan orang tuanya. Keviralannya ini bermula saat sang ayah mengunggah video kelucuan Shabira yang akrab dipanggil Lala ini ke Instagram pribadi miliknya. Setelah diunggah pada Instagram ayahnya, video Lala pun mendapat respon positif dari para netizen hingga banyak yang menyebarluaskannya ke berbagai platform salah satunya Tiktok. Umumnya seorang anak dalam memperoleh Bahasa atau mendapatkan Bahasa berasal dari lingkungan sekitarnya dengan meniru ujaran yang diucapkan, misalnya oleh orang tua. Dari ujaran-ujaran yang didengarnya, sang anak pun mengaplikasikannya dengan mengikuti tuturan yang didengarnya walaupun kadang tuturan itu masih belum sempurna.  Namun, berbeda dengan Lala, ia sudah sangat fasih dalam mengucapkan sesuatu kepada orang-orang. Hal itu yang membuat kagum para netizen yang melihat video keseharian Lala ini.

Geoffrey Leech (1993:8) mengemukakan bahwa pragmatik adalah ilmu tentang maksud dalam hubungannya dengan situasi-situasi tuturan. Leech juga menyampaikan aspek-aspek situasi tutur ini adalah yang menyapa (penyapa) dan yang disapa (pesapa), konteks tuturan, tujuan sebuah tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak tutur (speech act), dan tuturan sebagai hasil tindak verbal. Selain itu, George Yule juga mengemukakan bahwa pragmatik adalah mempelajari tentang makna yang dimaksudkan penutur yang berbeda dengan makna kata atau makna kalimat, dan juga pragmatik ini mempelajari struktur bahasa secara eksternal ditentukan oleh situasi dan konteks antara penutur dan mitra tutur. Melihat dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sesuai dengan konteks dan situasi tuturan.

Sesuai dengan pengertian pragmatik di atas, maka pragmatik ini lebih berfokus kepada tindak tutur. Leoni (dalam Sumarsono, dan Paina Partama, 2010:329:330) mengemukakan bahwa tindak tutur adalah bagian dari peristiwa tutur dan peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Austin membagi tindak tutur menjadi tiga bagian, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah Tindakan mengatakan sesuatu yang menuturkan sebuah tuturan atau pernyataan. Chaer dan Leonie (2010:53) mengemukakan, tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Yang kedua adalah ilokusi. Ilokusi menurut Wijana (1996:18-19) adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya ujar. Tindak ilokusi ini berhubungan dengan siapa penutur, kepada siapa, kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan, dan merupakan bagian penting dalam memahami tindak tutur. Yang terakhir adalah perlokusi. Levinson (dalam Cahyono, 1995:224) mengemukakan bahwa perlokusi adalah tindak tutur yang memiliki pengaruh yang dihasilkan pada pendengar karena pengujaran sebuah kalimat dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi pengujarannya.

Pada peristiwa tuturan Bahasa yang diujarkan oleh Shabira Alula atau Lala dapat kita identifikasi dengan menggunakan teori pragmatik. Lala sudah mulai bisa berbicara dari umur 8 bulan. Umur tersebut merupakan rentang umur yang biasanya para anak mulai berbicara atau mengucapkan satu atau dua kata. Sejak dalam kandungan Lala selalu diajak berbicara oleh ibunya, maka dari itu sejak umur 8 bulan ia mulai fasih berbicara. Karena peran orang tua yang membimbing dan mendidik Lala sedari kecil, membuahkan hasil yang sangat bagus dengan mahirnya Lala dalam berbicara dan mengujarkan sesuatu.  

Ujaran yang dituturkan oleh Lala ini mendapat respon yang positif dari para netizen karena video yang diunggah oleh ayahnya. Video tersebut memperlihatkan keseharian Lala yang sedang bermain atau berbincang dengan ayahnya. Video tersebut sangat menghibur para netizen dan banyak sekali netizen yang meninggalkan komentar di video tersebut dengan pujian-pujian yang mengatakan bahwa Lala sangat pintar dan ia berbicara dengan Bahasa yang baku. Seperti yang terdapat dalam salah satu video yang diunggah oleh ayahnya di Tiktok, video itu memperlihatkan percakapan ayah dan Lala mengenai Lala yang melempar botol kepada ibunya.

Ayah : “habis nangis ya?”

Ayah : “kenapa memang?”

Lala : “he-em”

Lala : “lala lempar botol ke ibu”

Ayah : “lempar botol ke ibu?”

Lala : “he-em”

Ayah : “kenapa botolnya di lempar?”

Lala : “iyaa”

Ayah : “kalau botolnya di lempar kesakitan dan berdarah bagaimana?”

Lala : “jangan”

Ayah : “lala mau tidak di lempar?”

Lala : “tidak”

Ayah : “tidak boleh seperti itu, itu kan tidak baik”

Lala : “iya”

Ayah : “siapa yang ajarkan seperti itu?”

Lala : “lala”

Ayah : “tidak boleh seperti itu ya, sudah minta maaf belum?”

Lala : “sudah”

Ayah : “sudah dimaafin tidak sama ibu?”

Lala : “he-em”

Ayah : “dimaafin?”

Lala “iya”

Pada percakapan tersebut memperlihatkan bahwa Lala sedih dan merasa bersalah karena telah melempar botol kepada ibunya. Akhirnya sang ayah menasehati Lala supaya tidak berbuat seperti itu lagi. Yang menarik perhatian netizen adalah karena ekspresi Lala yang menggemaskan dan tuturan Bahasa baku yang Lala ucapkan menarik perhatian netizen. Terlihat dari beberapa komentar di dalam video tersebut seperti “lucu banget”, “baku banget”, “anak pintar Lala”, “disarankan menggunakan kata baku dari kecil ya qq, jangan kata kasar (menandai temannya)”.

Seperti itulah salah satu contoh dari video-video yang diunggah di akun tiktok Lala. Tuturan yang dituturkan oleh Lala ini termasuk ke dalam tindak tutur perlokusi, karena tuturan yang dituturkan ini memberikan efek atau pengaruh kepada pendengar. Tuturan itu membuat para netizen bereaksi karena kelucuan dan kegemasan Lala dalam berbicara. Hal ini sejalan dengan pengertian tindak tutur perlokusi yang sudah dijelaskan bahwa tindak tutur perlokusi ini adalah tindak tutur yang memiliki pengaruh yang dihasilkan pada pendengar karena pengujaran sebuah kalimat dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi pengujarannya. Tuturan ini membuat netizen merasa terhibur dan gemas karena ujaran Lala.

Penulis: Ainaya El Karima FQ