Sebagai respons dan dukungan terhadap penyelenggaraan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan berbagai langkah untuk menindaklanjuti hal tersebut. Salah satunya dilakukan oleh, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), UPI dengan melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun Peninjauan Kurikulum pada Sabtu (31/07/2021). Kegiatan ini tidak hanya dilakukan secara internal, tetapi juga diikuti oleh para alumni, para pengguna alumni, dan lembaga mitra. Kegiatan ini juga merupakan salah satu dari beberapa tahapan dalam rangka melakukan restrukturisasi kurikulum sebagai upaya pelaksanaan MBKM. Melalui kegiatan ini diharapkan terdapat beragam masukan untuk terciptanya kurikulum yang dapat dimanfaatkan agar para mahasiswa menjadi lulusan yang siap pakai dalam dunia usaha dan dunia industri.

Dalam kegiatan tersebut dibuka dengan berbagai sambutan, yakni dari: Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd. (Ketua Tim Pengembang Kurikulum FPBS), Dr. Isah Cahyani, M.Pd. (Ketua Depdiksatrasia), dan Dr. Mahmud Fasya, S.Pd., M.A. (Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia).

Restruktrusasi kurikulum untuk program MBKM ini dilakukan dengan menyiapkan reposisi mata kuliah dari semester 6 s.d. 8 ke semester 1 s.d. 5. Dengan restrukturisasi ini, mata kuliah prodi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah universitas diterima lebih awal pada semester 1 s.d. 5 sehingga mahasiswa dapat mengambil berbagai program/kegiatan MBKM di semester 6 s.d. 8. Walaupun mahasiswa diberi pilihan untuk tidak mengambil program ini dan mengambil struktur kurikulum non-MBKM.

Selain itu, kurikulum diharapkan tetap membidik profil lulusan prodi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai ahli bahasa dan sastra Indonesia, konsultan bahasa dan sastra Indonesia, praktisi bahasa dan sastra Indonesia, widyabahasa, dan wirausaha di bidang bahasa dan sastra. Oleh karena itu, kurikulum mana pun yang dipilih diharapkan tujuan utamanya adalah kualitas lulusan yang cepat bekerja, kualitas dosen yang mampu bermitra dengan industri, bahkan ke depan perlu dilakukan pemanfaatan praktisi menjadi pengajar di kelas. Hal ini agar mahasiswa dapat berprestasi dan berdaya saing dalam lingkup lokal dan global. Oleh karena itu, kurikulum harus terbuka terhadap perkembangan dunia internasional, tetapi tetap menjaga kearifan lokal.

Diskusi kemudian dipandu oleh Ketua Tim TPK Prodi, yakni Sri Wiyanti, S.S., M.Hum. dan anggota Tim TPK, yakni Yostiani Noor Asmi Harini, S.S., M.Hum., Undang Sudana, S.S., M.Hum., dan Jatmika Nurhadi, S.S., M.Hum. Diskusi ini dilaksanakan agar sudut pandang lembaga terutama prodi menjadi semakin heterogen agar dapat menampung berbagai aspirasi yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan struktur kurikulum.

Dari diskusi tersebut didapatkan beberapa masukan, seperti penyesuaian mata kuliah dan struktur kurikulum dengan kepakaran yang dibutuhkan di dunia kerja, penguatan bahasa asing sebagai bekal, penguatan kewirausahaan, dan menambahkan beberapa mata kuliah lain yang diperlukan. Secara umum, para peserta, baik dari alumni maupun pengguna mengapresiasi rancangan restrukturisasi kurikulum yang sementara disusun Tim TPK. Namun, ke depan perlu pelibatan lebih banyak pihak agar kurikulum benar-benar dapat disesuaikan dan dikomunikasikan secara lebih luas, khususnya pada para pemangku kepentingan dan pengguna.