Bandung, 17/06/2021

Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Depdiksatrasia), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Medan (Unimed) pada 17 Juni 2021 telah menyelenggarakan salah satu rangkaian kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berupa webinar bertajuk “Webinar MBKM Semiotik Membaca Tanda, Menyerap Makna”. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan dua Universitas saja, tetapi bekerja sama pula dengan Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Jember, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Setelah dibuka oleh pewara, Yostiani Noor Asmi Harini, M.Hum., pada kegiatan ini, dibuka dengan berbagai sambutan, di antaranya Ketua Depdiksatrasia, Dr. Isah Cahyani, M.Pd., kemudian dilanjutkan oleh sambutan Dekan FBS Unimed, Dr. Abdurrahman Adisaputra, M.Hum. dan Dekan FPBS, Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd. Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri, yakni Mara Untung Ritonga, Ph.D. (Unimed) dan Prof. Dr. Aceng Ruhendi Saifullah, M.Hum. (UPI). Kedua pemateri ini merupakan pakar dalam bidang semiotik. Webinar ini dipandu oleh moderator Jatmika Nurhadi, M.Hum.

Pada pematerian pertama, disampaikan terkait Ekosemiotik yang dikhususkan pada budaya Melayu, khususnya Melayu Deli. Kekayaan tanda yang dimiliki budaya Melayu perlu diwariskan kepada generasi muda yang kini mulai melupakan adat dan budaya. Menurut Mara dalam penyajiannya, ekosemiotik perlu dikenalkan tidak hanya dalam lingkungan akademik, tetapi juga dalam lingkungan keluarga. Hal ini dimaksudkan agar terjadi transfer pengetahuan berupa adat budaya kepada anak dan cucu.

Kemudian pada pematerian kedua, diangkat sebuah topik semiotik yang berfokus untuk pemanfaatan dalam bidang Linguistik Forensik. Aceng menyampaikan memahami semiotik dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami dan berhati-hati dalam penggunaan bahasa. Dengan pemahaman semiotik yang baik, diharapkan masyarakat dapat merdeka, cerdas, dan santun berbahasa. Utamanya dalam mewujudkan masyarakat demokratis di era digital dan Industri 4.0. Aceng menyampaikan kekhawatirannya karena banyak terjadi kasus kriminalisasi karena adanya penggunaan bahasa. Oleh karena itu, Aceng senantiasa mengajak masyarakat khususnya para mahasiswa untuk memanfaatkan semiotik agar dapat memahami tanda dan penggunaan bahasa apa saja dalam bermedia sosial yang berdampak hukum.

Webinar ini berhasil menarik 160 peserta melalui Zoom Meeting, dan lebih dari 100 peserta via streaming TVUPI. Antusiasme para mahasiswa dalam kegiatan MBKM ini memberikan stimulus bagi penyelenggara untuk menghadirkan kegiatan sejenis yang lebih baik ke depannya.

Simak tayangan lengkapnya di tautan berikut ini.